20 Feb 2011

Love Rain (Fanfiction)

Difitnah oleh CreaMii_choco at 23.08 0 comments
Terkadang suatu hal yang kau tak sukai itu bisa mendatangkan  sesuatu yang sangat besar.
Sesuatu yang sangat indah, yang bisa membuat matamu terbelalak kaget ketika melihatnya…

DRESSSSSSS…..
Mata Im Yoona membesar mendengar suara desiran air yang jatuh dari langit itu. Suara yang tidak diinginkannya. Sejak saat cuaca mendung tadi, ia sudah berdoa dan berharap agar cuaca segera cerah kembali dan hujan tidak akan turun. Tapi, doanya ternyata tak terkabulkan, malah sebaliknya, hujan diluar sana sangat deras sehingga ia hanya bisa duduk disudut tempat tidurnya sambil melamun.
“Aish… aku benci hujan!” ujarnya berulang-ulang berharap agar jika ia menyebutkan kata itu berulang-ulang hujan akan berhenti. Tapi tentu saja ini tak mungkin.
Ia memalingkan wajahnya kepada tirai jendela kamarnya, dan melihat samar apa yang ada diluarnya. Lalu ia berpaling kembali. “Ya tuhan… jangan buat aku mengingatnya kembali…”
***
Kim Kibum tersenyum melihat apa yang ada diluar jendela apartemen nya. Pemandangan yang sangat disukainya… Suara desiran yang sangat disukainya…
Ia terus tersenyum melihat hujan yang turun sangat deras dari jendela itu. Ia memang sangat menyukai hujan, karena hal itu bisa membuatnya mengingat semua hal yang membuatnya bahagia.
“Aku harap kali ini hujan akan turun lama, agar aku bisa melihatnya terus menerus,” ujarnya sambil tetap tersenyum.
***
“Hm,onnie, aku mau pulang dulu, takut hujan turun, kau sudah makan kan onnie?” ujar Yoona kepada teman kantornya, Kim Taeyeon.
“Ya sudah, pulanglah, tugasku masih banyak. ” ujarnya sambil menunjuk file-file yang bertumpuk dimejanya. “. Ehm soal makan, adik sepupuku baru saja membawakanku makanan”
 Yoona kembali tersenyum. “Oke onnie, annyeong!”
Yoona berjalan kearah lift dan segera masuk kedalamnya. Didalam lift itu hanya terdapat seorang lelaki bertopi dan seorang ibu-ibu dan 2 anaknya.
TING!
Pintu lift terbuka di lantai 2. Laki-laki bertopi dan ibu-ibu itu pun keluar, dan pintu lift kembali menutup.
TING!
Pintu lift terbuka lagi, Yoona pun keluar dari lift itu.
“Yoona! Yoona!” panggil seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi dan tegap. Yoona berbalik. “Oh, taecyon, ada apa?” tanyanya.
“Begini… emm.. aku.. mau mengajakmu makan malam.. Kau bisa?” ujarnya malu.
“Aku sangat mau tapi, hari sudah gelap dan sepertinya akan turun hujan, kau tau kan aku tak menyukai hujan? Aku pulang dulu, aku capek.” Ujar Yoona dan langsung pergi dari tempat itu meninggalkan Taecyon sendiri.
“Hh.. Im Yoona, padahal aku ingin memberimu ini,” ujarnya sambil memandangi kotak merah berisi cincin yang dibelinya untuk Yoona.
***
Yoona terduduk gelisah di bangku halte dekat kantornya. Sekali-kali ia melirik jam tangannya. Dan membuatnya makin gelisah. “Ayolah… dimana Yuri?” tanyanya dalam hati. Yuri adalah kakaknya yang kini telah menikah. Tadi ia menelpon Yuri untuk menjemputnya karena hujan sangat deras dan tidak ada taxi disitu.
Ia menggigil kedinginan. “Ya tuhan, dingin sekali,” ujarnya.
Tiba-tiba ada seorang lelaki berjaket panjang berlari menuju halte ditempat Yoona berdiri sekarang. Yoona mengerutkan dahinya. Sepertinya itu Taecyeon.
“Hh..” desah laki-laki itu. Laki-laki itu tinggi dan berkulit putih. Ia menggigil kedinginan sama seperti Yoona.
“Bukan Taecyeon…” pikir Yoona dalam hati.
Tanpa sadar, Yoona terus memandang laki-laki disampingnya itu. Laki-laki itu menggigil, kelihatan capek, tapi senyum tak pudar dari bibirnya. Laki-laki itu tersenyum memandangi hujan deras didepannya. Sepertinya laki-laki itu tak menyadari keberadaan Yoona disitu.
“Hujan memang menyenangkan,” gumam laki-laki itu pada dirinya sendiri. Ia kaget dengan gumaman laki-laki itu. Hujan itu menyenangkan?! Ujarnya dalam hati. Ia semakin bingung dengan laki-laki itu, tapi juga penasaran.
“Apanya yang menyenangkan?!” ujar Yoona tanpa dicerna baik-baik dulu. Ia menutup mulutnya mengetahui dirinya telah keceplosan omong. Laki-laki itu menoleh kearahnya. Dan kaget seakan baru tahu kalau ada orang disitu.
“Wah, ada orang rupanya,” ujar laki-laki itu. “Hujan memang menyenangkan, kok, hmm… biar aku tebak, kau pasti pembenci hujan. Namaku Kim Kibum.” Ujar Kim Kibum lagi sambil mengulurkan tangannya langsung.
“Yoona, Im Yoona,” ujar Yoona sambil membalas uluran tangan Kibum. “Ya, kau benar, aku memang pembenci hujan. Hujan itu sangat menyebalkan dan membosankan,” celotehnya. Ia tahu kalau dirinya itu tidak suka berbicara dengan orang lain, apa lagi orang asing seperti orang yang ada disampingnya ini. Tapi tak tahu kenapa ia langsung merasa senang berceloteh didepan Kim Kibum.
Kim Kibum tersenyum. “Aku kebalikannya. Aku sangat suka hujan,” gumamnya.
“Apa yang bisa membuatmu menyukai hujan?!” Tanya Yoona lagi.
“aku suka pemandangannya saat hujan… suka desiran suaranya… bau lembab setelah hujan… aku suka semua itu,” jawab Kibum yang membuat Yoona makin penasaran.
“Aku bingung dengan ucapanmu. Hujan itu tak ada bagusnya,”
“sebenarnya ada suatu hal yang membuatku sangat menyukai hujan… yaitu…,”
PIP,.. PIPP…
Kata-kata Kibum terpotong oleh bunyi klakson sebuah mobil hitam didepan mereka. Itu mobil Kakak Yonna. “Ah, jemputanku sudah datang,” seru Yoona agak kecewa karena tak bisa mendengar lanjutan dari Kibum. ‘Oh, ya, senang berkenalan denganmu,” ujar Yoona lagi sambil tersenyum lagi.
“Im Yoona,” panggil Kibum. Yoona menoleh.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,” kata Kibum dengan nada misterius. Mata Yoona membesar mendengar kalimat Kibum itu, ia ingin  bertanya apa maksudnya tapi Yuri sudah berulang-ulang menekan klakson mobil menyuruhnya masuk.
Dan akhirnya Yoona pun melangkah kemobil, masuk kedalamnya dan meninggalkan Kibum dengan sejuta pertanyaan dalam benaknya.
***
“Lama sekali,” gerutu Yuri didalam mobil yang sedang melaju kencang kepada Yoona. Yoona hanya terdiam, mencerna baik-baik apa perkataan Kibum barusan.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,”
“Ya! Im Yoona!” seru Yuri lagi.
“Apa?!” seru Yoona kaget.
“Huh! Kau melamun ternyata! Sama sekali tak mendengar omonganku!” gerutu Yuri lagi. “Apa kau sedang memikirkan lelaki yang bersamamu di halte itu?!”
“Siapa?! Oh, Kim Kibum?”
“Ya, siapalah namanya itu, siapa dia?”
“Tak usah menanyakan nama laki-laki lain, kau sudah punya suami,” canda Yoona.
“Aku tahu… tapi, dia tampan, ya…” canda Yuri lagi.
“Dan juga misterius,” lanjut Yoona.
***
Yoona meletakkan cangkir hot chocolate-nya diatas meja. Ia memandangi jendela kamarnya, yang diluarnya sedang hujan.
“Aku sama sekali tak mengerti apa maksudnya…” gumamnya. Ia kembali mengingat kata-kata Kibum, orang yang baru dikenalnya kemarin.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,”
“Sesuatu yang tidak kau sukai,” Jari Yoona mengetuk-ngetuk permukaan meja didepannya. “Apa mungkin maksudnya hujan?!”
Otaknya mulai berkerja. Ia sudah dapat mengertikan perkataan kibum kemarin.
“Oh… jangan-jangan,”
Yoona segera berlari kearah jendela dan membukanya. Hujan telah reda. Namun tak ada sesuatu yang disebut ‘indah’ oleh kibum. “Aku yakin maksudnya adalah ‘ada sesuatu yang terlihat indah ketika setelah hujan,” gumamnya. “Aah! Dasar aneh! Bikin aku penasaran saja!” gerutu Yoona.
***
Kibum menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali. Didepannya terdapat ‘sesuatu yang indah’ yang hanya dapat ia lihat seusai hujan. “Apa Yoona sudah mengerti perkataan ku?” pikirnya. “Aku harap begitu…” ujarnya sambil tersenyum.
***
“Hhh..” desah Yoona untuk kesekian kalinya.
“Kau kenapa, Yoong?” Tanya Taeyeon yang sedang asik menyesap mocha coffee nya. Yoona menggeleng lemah.
“Anni,,” jawabnya sambil menggigit bibirnya.
“Ah, kau pasti ada masalah, aku tahu dari kebiasaanmu itu, menggigit bibir. Ayolah cerita padaku,” desak Taeyeon.
“Hh.. baiklah,”
Yoona pun menceritakan pertemuannya dengan Kibum, perkataan Kibum yang membingungkan itu. Semuanya. Kafe dekat kantornya kelihatan ramai dengan pengunjung yang kelihatannya tak bisa pulang karena hujan yang turun sangat deras.
‘Hmm.. memang anak yang misterius,” tanggap Taeyeon.
“Memang seperti itu,” desah Yoona pelan. “Ah.. hujan makin deras…” gumam Yoona sambil menyentuh kaca bening disampingnya yang penuh dengan butiran butiran hujan.
“Hm, dimana adik sepupuku ya? Kenapa lama sekali?” gumam Taeyeon. Yoona tidak mendengarnya karena ia sedang asik melamun.
***
“Hei, Im Yoona,” suara itu mengagetkan Yoona dari lamunannya. Ia kembali tersentak kaget melihat siapa yang ada didepannya.
“K..kau… Kim Kibum?! Lho? Mana Taeyeon onnie?!” tanyanya bingung.
“Taeyeon nuna sudah pulang, tadi dia menyuruhku untuk menjemputnya, tapi karena melihatmu aku menyuruhnya untuk pulang sendiri dengan mobilku. Ternyata kau teman Taeyeon nuna,” jelas Kibum panjang lebar.
“Ja.. jadi, kau sepupu Taeyeon?!” tanyanya lagi seolah tak percaya.
“Ya, kenapa? Kau tak percaya?” Tanya Kibum dengan nada bercanda.
Kibum segera memanggil seorang pelayan dan memesan secangkir black coffee. Setelah itu, mereka terdiam. Tak berbicara lagi. Seakan-akan mereka bisu dan tidak saling kenal. Hanya terdengar suara desiran hujan dan juga suara riuh pengunjung dalam café itu.
“Jadi bagaimana?” Tanya Kibum memecah kesunyian diantara mereka. Yoona yang sedari tadi hanya memandang kaca besar disampingnya menoleh. “Bagaimana apa?” tanyanya bingung.
Seorang pelayan datang sambil membawa nampan berisi pesanan Kibum, meletakkan cangkir itu diatas meja, lalu pergi.
“Kau sudah mengerti apa yang kumaksud waktu itu? Kau sudah melihatnya?” Tanya Kibum lagi. Pertanyaannya itu membuat Yoona kaget. “Oh iya! Aku ingin menanyakanmu soal itu!” ujarnya sambil memukul pelan dahinya.
“Jadi, apa yang kau maksud waktu itu? Aku sama sekali bingung dengan perkataanmu. Aku kira yang kau maksud adalah sesuatu yang bisa terlihat ketika setelah hujan, tapi aku tak melihat apa-apa…” Kata Yoona panjang lebar. Kibum hanya tersenyum sambil mengaduk-aduk isi cangkirnya itu. Yoona hanya mengerutkan dahinya melihat respon santai Kibum. “Ya! Kim Kibum! Apa maksudmu?!” Seru Yoona tak sabar.
Kibum tersenyum lalu menatap Yoona. Lalu ia menolehkan wajahnya kekaca besar disampingnya. “Ayo kita keluar sebentar,” ajak Kibum sambil berdiri, dan langsung menarik tangan Yoona.
“Apa.. ini kan masih huj— Ya! Kibum!” seru Yoona yang kaget karena tangannya ditarik oleh Kibum. Tapi ia tak melepaskannya, karena masih penasaran apa maksud Kibum itu.”
“Kami akan datang kembali, tenang saja,” ujar Kibum kepada seorang pelayan yang mengamati mereka berdua.
DRESSSSSSS……
Hujan masih belum reda, tapi Kibum tetap saja menarik tangan Yoona dan berlari ditengah hujan itu. “Kita mau kemana?” Tanya Yoona sedikit berteriak. “Tenang saja, sedikit lagi sampai,” balas Kibum.
Mereka berlari menerobos hujan deras itu, berlari dan terus berlari, membuat baju mereka basah.
Mereka terus berlari, dan hujan pun mulai agak mereda.
“Haah.. haah… haah…” Yoona berhenti sebentar. Napasnya tak beraturan, ia juga kelihatan capek sekali, dan juga kedinginan.
“Kita sampai, hanya tunggu beberapa menit lagi…” ujar Kibum sambil menatap langit. Hujan sudah reda ternyata. Yoona pun mengikutinya.
“Apa yang kau maksud itu?” Tanya Yoona sambil terus memperhatikan langit. Tidak ada apa-apa disana.
“Sambil menunggu, ada yang ingin aku tanyakan…” ujar Kibum. “Apa yang membuatmu membenci hujan?”
Yoona yang mendengarnya hanya tertunduk. “Hujan… hujan mengingatkanku pada semua orang yang kusayangi…” kata Yoona pelan. “Tapi sayangnya, mereka semua.. telah pergi…”
“Eng?” kali ini giliran Kibum yang dibuat bingung ia terus memandang Yoona menunggu Yoona melanjutkan kalimatnya.
“Orang tuaku… orang tuaku meninggal saat aku masih berumur 7, gara-gara kecelakaan saat hujan…” ujar Yoona sambil tersenyum pahit. “Dan.. Nickhun oppa… tunanganku juga meninggal karena hal yang sama, dan juga karena hujan… saat itu ia akan pergi menemuiku di salah satu butik untuk melihat baju pengantin kami yang sudah kami pesan… aku sudah sampai duluan disana.. dan saat itu hujan.. dan karenanya jalanan sangat licin sehingga… sehingga…” tak terasa air mata Yoona telah membasahi pipinya. Yoona menarik napas panjang, lalu melanjutkan kalimatnya lagi “mobilnya tergelincir hingga terperosok kedalam jurang,”
“Oh, maaf, aku tidak tahu kalau…” kata-kata Kibum terpotong oleh Yoona “Tak apa, nah sekarang kau sudah tahu alasan aku membenci hujan.” Yoona menghapus air matanya dengan punggung tangannya. “Sekarang giliranmu,”
Kibum tertawa kecil. “Aku.. sangat menyukai hujan karena hujan mengingatkanku pada seseorang… Seseorang yang sangat kusukai,”
“Namanya Jessica, dia sahabatku sejak SMP… aku sangat menyukainya tapi, dia menyukai sahabatku, Donghae… akhirnya mereka menikah,” kata Kibum. “Aku sangat menyukai hujan karena hujan membuatku mengingat semua hal menyenangkan bersamanya… saat kami bermain hujan… tertawa bersama… ya, hitung-hitung rasa rinduku sudah terobati,” katanya lagi.
Kibum menoleh, wajahnya berubah. Ia tersenyum lebar. “Coba kau lihat kesana,” ujarnya pada Yoona.
Yoona ikut menoleh. Matanya terbelalak kaget melihat beberapa garis warna warni yang menyerupai setengah lingkaran itu. Ia juga ikut tersenyum lebar. “Wow…” ujarnya takjub.
“Bagaimana? Indah bukan?” Tanya Kibum. Yoona mengangguk cepat. “Aku jarang melihat ini.” Ujarnya sambil terus memandang pelangi itu.
“Sekarang aku mengerti maksudmu… gomawo Kibum ah…” ujar Yoona sambil tersenyum lembut kearah Kibum. Membuat Kibum juga ikut tersenyum.
“Mana tanganmu?”
Kibum meraih ponsel dalam jaketnya yang basah kuyub, lalu membuat jari telunjuk dan ibu jarinya seakan membentuk sesuatu. Yoona pun mengikutinya dan akhirnya jari-jari mereka berdua membentuk sebuah hati. Mereka mengarahkan jari-jari mereka kearah pelangi itu, dan satu tangan Kibum memotretnya dengan ponselnya.
“Ahahahaha… apa itu?” Tawa yoona melihat hasil potretan Kibum. Ada jari-jari berbentuk hati dan disampingnya terdapat pelangi yang sangat indah.
Mereka berdua tertawa lebar. Melupakan kesedihan yang tadi mereka rasakan.
“sepertinya ada yang kelupaan…” gumam Yoona.
“Apa?”
“Astaga! Kita lupa membayar di café tadi!” Yoona menepuk dahinya.
“Oh iya! Ayo cepat!” seru Kibum. “Yang terakhir kesana berarti dia yang bayar, ya!” seru Kibum dan langsung berlari cepat meninggalkan Yoona.
“Ya! Kibum!” Seru Yoona yang langsung mengejar Kibum.
“ahahaha…” mereka terus tertawa sehingga mungkin luka dihati mereka masing-masing sekaan terobati…

Everybody wants Happiness,
Nobody wants Pain…       
But You can’t have a Rainbow,
Without a Little Rain…


Bersih-bersih~

Difitnah oleh CreaMii_choco at 23.06 1 comments
Alohaaaaa~
Kali ini saya mau bersih-bersih file laptop dulu~
Mungkin ada beberapa FF buatanku yang nanti dipost... tapi dipilih-pilih dulu lah, hehehe ^^
*singkat banget ya ini postingan -.-

Peach letters (FanFiction)

Difitnah oleh CreaMii_choco at 14.48 0 comments
It's my mistake....
Secarik kertas berwarna peach itu terjatuh dari dalam lokerku. Aku memungutnya, membaca kalimat dalam kertas itu, lalu menghembuskan nafasku. Lagi lagi....
Haahh... sudah beberapa hari ini aku selalu menerima kertas berwarna peach ini, dan selalu ada satu kalimat disetiap kertasnya. Aku sudah menerima berkali-kali kertas ini, tanpa ada nama pengirim. Aku penasaran, siapa pengirim surat ini? kenapa mengirim surat seperti ini kepadaku?
Aku mendapat surat ini bukan hanya pada satu tempat saja. Kemarin, aku mendapatkan surat ini saat berada di toilet. Aku mendapat surat ini terjatuh dari atas wastafel. Apa jangan-jangan pengirim surat ini seorang stalker? Apa jangan-jangan setiap hari dia membuntutiku? Haahh... Entahlah...
"KwonYul!" Panggil Sica. Ia berlari kecil kearahku. "Apa itu?" tanyanya.
"Ah, eh, mm, bukan apa-apa kok, Sica..." jawabku gugup. Aku menyembunyikan kertas itu dibelakangku dan memasukkannnya diam-diam kembali kedalam lokerku. Mungkin aku akan memberitahu Sica tentang hal ini, tentang surat ini, tapi nanti.... aku menunggu waktu yang tepat.
"Ah, ayo, kita kembali kekelas! Mr. Kangin nanti marah kalau kita telat!" Ujarnya, lalu menarik tanganku.

****

 "Hmm... sepertinya bukan begini..." gumamku. "Ya.. yaa... seperti ini,"
Aku sedang merangkai kalimat-kalimat dari surat-surat yang kuterima. Dan kalau disatukan, akan membentuk paragraph, seperti ini....

I’m still at the same place..
I’m weary from wandering by your side
Even today, as I was wandering,
Day has passed again and again.
Now I’m here

You know. You know that my heart is hurtingWatching you laugh makes my heart ache more

It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than you love me
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

How much longer must I cry
As I’m trusting that promise, I’m only trusting , believing that promise

You lied to me to wait for you
Even my greedy side has grown weary

You know. You know that my heart is hurting
You can’t just ignore and smile like that.


It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

I knew I couldn’t have you
But my heart(my love for you) just kept growing
It’s my mistake for
Waiting by myself
Regretting by myself
Loving you.

Even though my heart was hurting
It’s my mistake for not letting you go, forgetting you


I’m such a fool
I knew I would get hurt and couldn’t let go


it’s my mistake


Menurut kalian, apa rangkaian tulisan ini? Puisi? Lirik lagu? atau?
Yaa Tuhan! Rasanya isi kepalaku keriting hanya gara-gara hal ini! Hu'uh!
Aku curiga dengan seseorang yang mungkin ada pengirim dari surat-surat ini....
Namanya Choi Minho, dia adik kelasku.
Dia terkenal dengan wajahnya yang katanya ganteng, dingin, dan cute *Itu menurut Sica dan Yoona*
Beberapa hari ini dia terus menatapku setiap aku melewatinya, kadang ia seperti membuntutiku.
Ia selalu memperhatikanku. Aku rasa seperti itu.
Apa mungkin dia yang mengirim surat-surat ini?
Yaahh... KwonYul! kau memang babo!

***

Aku melangkahkan kakiku panjang-panjang agar sampai kekelas. Choi Minho, adik kelas itu tampak memandangku lagi dari lapangan basket itu. Hu'h... menyebalkan!
Akhirnya aku sampai juga kekelas... Hhh... Dimana Yoona dan Sica? Ah, Yoona sedang bermain dengan Sunny rupanya... ah! itu Sica!
Aku segera melangkah kearah bangku Sica.
"Hi Sica, kau sedang menulis apa?" tanyaku pada Sica yang asik menulis sesuatu. Aku mengadahkan kepalaku sedikit, melihat apa yang dia tulis. Mataku terbelalak, Sica menulis sesuatu dikertas berwarna peach! Atau jangan-jangan...
"Eh, uh, ah... ini bukan apa-apa..." Seru Sica sambil melipat kertas itu dan memasukkannya kedalam saku jas seragam sekolah.
Apa sih yang ditulis Sica? atau jangan-jangan.... Hmm... mungkin aku harus bertanya soal ini kepada Sica. Nanti...

***

Uugghh... KwonYul... Kau... 
Hhh... sampai kapan harus kupendam perasaan ini? Mungkin aku harus jujur padanya...
Hh... KwonYul, saranghae!
ujar seseorang dalam hati sambil terus memandang Yuri yang sedang duduk dikursinya dan asik mendengarkan iPod.

***

"Hi, Yul!" sapa Sica riang. Ia menyapaku saat aku menemukan satu surat lagi dilaci mejaku.
"Oh, Hi, Sica..." balasku. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bertanya kepada Sica...
"Hm, Yul, ada yang mau aku bicarakan denganmu..." ujar Sica saat aku baru saja mau membuka mulut. Pipinya merona merah.
"Ah.. aku juga, Sica...Hmm.. kau duluan," ujarku kemudian.
"Annyeong Sica! Annyeong Yul!" ujar Yoona menghampiri kami. Aduh... ada Yoona...
"Hmm... kalian sedang apa?" tanya Yoona. Aku cepat-cepat menarik tangan Sica. "Uh, Yoona, kamiada urusan penting, kami pergi dulu ya..." ujarku.
"Ah.. oh.. ya..." Ujar Yoona tersenyum. Entah mengapa sekilas aku melihat air muka Yoona yang seakan tidak senang. Mungkin itu hanya perasaanku saja.
Aku dan Sica pun pergi meninggalkan Yoona. Dan juga melewati Choi Minho yang sedari tadi terus memandangku. Air muka Minho juga tak jauh beda dengan apa yang kulihat di wajah Yoona. Tidak senang. Sebenarnya ada apa sih?

***
KwonYul... kenapa kau seperti itu?
Kau selalu menghindariku... apa salahku?
Ya... mungkin aku memang bersalah...
Aku bersalah karena telah jatuh cinta denganmu...
Seseorang memandang punggung Yuri yang telah berjalan jauh dengan Jessica.
Seseorang itu menunduk, dan segera pergi dari situ.

****

"Kau mau bilang apa, Sica?" Tanyaku saat kami berada ditempat yang mungkin cukup aman, gudang sekolah.
"Eh.. umm... itu..." Sica terlihat gugup. "Hmm.. Yul... kau kenal kan dengan Choi Minho?"
"Cho...Choi minho?! ah, adik kelas kita itu? aku tidak terlalu mengenalnya... memangnya kenapa?"
"ah... habis waktu itu kau pernah bertanya padaku dan Yoona, tentang Choi Minho... jad kupikir..." Sica terlihat bingung. "Uh, eh, mmm... teman dari Choi Minho... mmm.. Lee Jinki namanya... aku menyukainya," ujar Sica malu.
Ada perasaan kaget dan lega dihatiku. Kaget karena Sica sekarang sedang suka dengan seseorang, dan lega karena bukan Sica pengirim surat itu.
"Aku tak tahu,... tapi tenang, aku akan membantumu kok" ujarku lalu tersenyum. "Nah sekarang aku yang bertanya padamu..." seruku sambil merogoh isi tasku.  "Apa kah kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?"

****

Ternyata bukan Sica.... Sica sendiri tak tahu siapa pengirim surat ini...
Hmm.. mungkin aku harus bertanya dengan Choi Minho...
Aku segera melangkahkan kaki pasti menuju Choi Minho yang sedang melihatku dari pintu kelasnya.
Ia mengernyitkan dahinya, melihatku yang mendatanginya.
"Ada apa?" tanyanya dingin.
Aku tak mau membuang waktu, aku segera menunjukan semua surat-surat peach itu. "Apa kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?!" tanyaku lantang.
Minho menggeleng bingung. "Aku tak tahu..."
"Atau jangan-jangan kau yang mengirimnya?" selidikku lagi.
Choi Minho tergagap, ia menerjapkan matanya. "Hei, jangan asal tuduh dulu, aku sangat bodoh dalam menulisi surat. apalagi surat seperti ini. Lagian aku membenci warna peach." serunya.
Berarti bukan dia?! lalu siapa?
Tiba-tiba seseorang menarik tanganku, lalu mengajakku pergi kesuatu tempat.
"Yoona?" tanyaku tak percaya. Ya, Yoona lah yang menarik tanganku.

***

"Apa... apa kau tahu siapa pengirim surat ini?" tanyaku sesaat kami telah sampai kembali di gudang sekolah.
"Ya," jawabnya dingin.
"Si... siapa?" tanyaku was was.
Yoona menundukkan kepalanya. "A.. aku..."
Aku menutup mulutku yang membuka. Kaget. Yoona... Yoona yang mengirimkanku surat-surat ini? tapi mengapa...
"Im Yoona! kau sedang tidak bercanda kan?" tanyaku sambil menggoyang-goyangkan bahunya yang kucengkram erat.
Yoona menutup matanya. "Kwon Yuri SARANGHAE!" teriaknya.
Tanganku lemas saat mendengar teriakan Yoona.
"A.. apa makudmu... kau.. kau tahu kan..." Aku memotong perkataanku sendiri. aku bingung....
"Kau tak mungkin.... kan mencintaiku?"
"Tentu saja bisa!" seru Yoona. aku menggelengkan kepalaku.
"Yah! KWONYUL BABOO!!!" Teriak Yoona lagi lalu berlari keluar gudang. ia menangis.
Mianhaeyo Yoona... aku memang bodoh... KwonYul babo!

****

KwonYul babo! KwonYul babo! KwonYul babo!
Dia memang benar-benar bodoh!
Mengapa ia tak percaya kalau aku mencintainya? mengapa?
Atau jangan-jangan ia mencintai Sica? atau Choi Minho itu?
aku memegang dadaku. sakit... Ini kesalahanku...
Ya... Itu memang kesalahanku karena terlalu mencintaimu, Yul...
Mianhaeyo Yul, sarangahae...





Gajeeeeeeeeee!!!!
heheee, abis lagi seteres, jadi buat ff tentang YoonYul, wkwkwkwk

Banmal Song - YongSeo Couple

Difitnah oleh CreaMii_choco at 02.35 0 comments
Annyeoonggg~
Khekhekhe~ lagi suka neh ama ni lagu XD Dari YongSeo Couple~ :3
Sekarang kan ada beberapa versinya tuh, ada yang pakek bahasa chinese, malaysian, dan ada juga yang pakek bahasa Indonesia! Mancaaappp!!!

Nah setelah browshing-brownshing gitu, w dapet liriknya yang mungkin cukup lengkap, kalo mau liat versi aslinya bisa klik disini

Banmal Song

고마워라는그말도 안녕이란말도 내겐너무어려워요
gumawo raneun geumaldo annyeong iran maldo naegen neomu eoryeowoyo
It’s so hard for me to say ‘thanks’ or ‘bye’ to you
정말감사해요 많이고마워요 나는이말밖에못해요
jeongmal gamsahaeyo manhi komawoyo naneun Imal bakke mothaeyo
All I can say is “thank you” or “thanks so much”

모든게처음이라서 나사실은너무나서톤걸요
modeun ge cheoeum Iraseo na sashileun neomu na seoton geolyo
Everything is brand new to me, so I’m a little unsure
어떻게말할까 뭐라고말할까
eottohke malhalkka mweorago malhalkka
How should I say it? It’s still really awkward

나는오늘도 망설이죠
na neun o neul do mang seol I jyo
Even today, I worry about it

reff:
어리서로반말하는사이가되기 를 아직조금서투르고오색한데도
eori seoro banmal haneunsa Igadoe gireul ajik jogeum seotureugo osaek handedo
hopefully we can be a banmal relationship though still unnatural
고마워요라는말투대신 좀더친하게말을해줄래
gomawoyo raneun maltu daesin jomdeochik hage maleum haejulrae
rather than saying “gomawoyo” let me hear more intimate words

Interlude:
S: You know what, Yong?
Y: What?
S: Do you really want to hear banmal from me?
Y: Ah… it will be good if I’m able to.
S: But you know that banmal is hard for me right?
Y: Why is it hard?
S: Err… I really tried very hard… It’s really difficult. How much do you want to hear me speak banmal?
Y: A lot.


cheoeum eolbodeon geunal suchub eun deushan neoui geu misoro
When we met for the first time Even our smiles were shy
oneul-i jinamyeon gakkawo jyalkkeoya maeil seolleneun ginaeleul hae
After today we should be closer to each other I’m both excited and looking forward to it.

(back to Reff)

2nd Reff
우리서로반말하는사이가될거야 한걸음씩…천천히다가와
ori seoro banmal haneunsa Igadoel geoya hangeol eumssik… cheon cheon hidagawa
we can have a banmal relationship one step at a time, slowly walk closer
내두눈음바라보며 말음해졸래
nae dununeum bara bomyeo maleumhae jolrae
look at me in the eye can you tell me

널사랑해
neol sa rang hae
“I love you”



ini video mereka
http://www.youtube.com/watch?v=WBdzs8eBQ1I

Dan ini, chord gitarnya
Intro: G D Em D (hold)
Verse: G D Dm E7 Am7 Am C D Dsus4 D G D Dm E7 Am7 Am C D
Chorus: G D Em D G C D Bm7 Em C D Dsus4 D (hold)


yang ini versi saya nyanyi pke gitar... :D
http://www.youtube.com/watch?v=WnyYyeEDVp0
*kepada author aslinya, saya bantu promosiin ya, kekeke #plaaakk*

Setelah beberapa minggu video banmal song versi yongseo couple di upload di youtube, akhirnya Yonghwa ngebuat single nya. versi baru. tp ga ada Seohyun nya. lyric nya juga sedikit di ganti...



Maenchoeum neoreul budeonnal
The day when I first saw you
Sujubki manhadeon neoyae mageun misodo
Your bright smile full of shyness
Oneuri jina myeon kakkaweo jilkeoya
we’ll get closer after today
Maeil seollae neun kidae reulhae
every day, I have heart-fluttering expectations

Museun mareul keon nae bulkka
what to say to you
Ottohkae hamyeon neega useo julka
how to get you to laugh
Soneul keonae buda eosaekhae jillkabwa
I fear it’ll get awkward when I try to hold your hand
Meojeogeun useumman useobwa
all I can do is smile shyly

(Reff)
Uri seoro banmal haneunsa eegadui kireul
Hopefully we can speak banmal to each other
Ajik chogeum seotureo goeo saekhanaedo
even though it’s still awkward and unfamiliar
Komawoyo raneun maltu daesin
instead of saying ‘thank you’
Chumto chinagae mareul haejullae
talk to me in a friendlier way

Uri seoro banmal haneunsa eegak twilkoya
Hopefully we can speak banmal to each other
Hangeoreum shik.. cheon cheon hidagawa
you walk towards me slowly, step by step
Eejaen nae dununeul bara bomyeo mareulhae jullae
now look at my two eyes and tell me
Neol saranghae
I love you


Nawayae soneul chabteonnal
The day when I held your hand
Shimjangee meomchundeuthan kibundeurae
I felt my heart stop beating
Museun malhae naen jiki yeokcho chaahnna
I don’t even remember what I said
Manyang seollaeneun kibu ningeol
All I feel is a flutter in my stomach

(back to Reff)

Uri seoro saranghaneun saeega duikireul
Hopefully we can fall in love with each other
Chabeun duson yeongwonhee huhji ahneulkkeoya
I’ll never let go of your two hands from my grasp
Baraboneun neoyae nun bitsogae
the light of your eyes, gazing at me
Haengbokhan misomanee kkilbarae
I hope there will only be joyful smiles

Uri seoro saranghaneun saeega twilkkeoya
Hopefully we can fall in love with each other
Akkyeo jugo pyeonhee ki taemyeondwe
We can lean on one another and take care of each other
Neoreul boneun nayae du nunbitchi
Looking into your eyes, my two eyes
Marago isseo
they’re talking to you
Neol saranghae
I love you



Ini audio Banmal song versi Yonghwa
http://www.youtube.com/watch?v=uwAIZc0oKqI&feature=player_embedded

Kepada mbak penulis saya berterima kasih atas postingnya yang keren ini xD
maap kalo nggak minta ijin dulu, *soalnya ini lagi cepet-cepet, takut ketahuan mama kalo lg online, padahal besok try out~!*
Jeongmal gomawoyooo~~
kepada,
SUMBER

20 Feb 2011

Love Rain (Fanfiction)

Posted by CreaMii_choco at 23.08 0 comments
Terkadang suatu hal yang kau tak sukai itu bisa mendatangkan  sesuatu yang sangat besar.
Sesuatu yang sangat indah, yang bisa membuat matamu terbelalak kaget ketika melihatnya…

DRESSSSSSS…..
Mata Im Yoona membesar mendengar suara desiran air yang jatuh dari langit itu. Suara yang tidak diinginkannya. Sejak saat cuaca mendung tadi, ia sudah berdoa dan berharap agar cuaca segera cerah kembali dan hujan tidak akan turun. Tapi, doanya ternyata tak terkabulkan, malah sebaliknya, hujan diluar sana sangat deras sehingga ia hanya bisa duduk disudut tempat tidurnya sambil melamun.
“Aish… aku benci hujan!” ujarnya berulang-ulang berharap agar jika ia menyebutkan kata itu berulang-ulang hujan akan berhenti. Tapi tentu saja ini tak mungkin.
Ia memalingkan wajahnya kepada tirai jendela kamarnya, dan melihat samar apa yang ada diluarnya. Lalu ia berpaling kembali. “Ya tuhan… jangan buat aku mengingatnya kembali…”
***
Kim Kibum tersenyum melihat apa yang ada diluar jendela apartemen nya. Pemandangan yang sangat disukainya… Suara desiran yang sangat disukainya…
Ia terus tersenyum melihat hujan yang turun sangat deras dari jendela itu. Ia memang sangat menyukai hujan, karena hal itu bisa membuatnya mengingat semua hal yang membuatnya bahagia.
“Aku harap kali ini hujan akan turun lama, agar aku bisa melihatnya terus menerus,” ujarnya sambil tetap tersenyum.
***
“Hm,onnie, aku mau pulang dulu, takut hujan turun, kau sudah makan kan onnie?” ujar Yoona kepada teman kantornya, Kim Taeyeon.
“Ya sudah, pulanglah, tugasku masih banyak. ” ujarnya sambil menunjuk file-file yang bertumpuk dimejanya. “. Ehm soal makan, adik sepupuku baru saja membawakanku makanan”
 Yoona kembali tersenyum. “Oke onnie, annyeong!”
Yoona berjalan kearah lift dan segera masuk kedalamnya. Didalam lift itu hanya terdapat seorang lelaki bertopi dan seorang ibu-ibu dan 2 anaknya.
TING!
Pintu lift terbuka di lantai 2. Laki-laki bertopi dan ibu-ibu itu pun keluar, dan pintu lift kembali menutup.
TING!
Pintu lift terbuka lagi, Yoona pun keluar dari lift itu.
“Yoona! Yoona!” panggil seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi dan tegap. Yoona berbalik. “Oh, taecyon, ada apa?” tanyanya.
“Begini… emm.. aku.. mau mengajakmu makan malam.. Kau bisa?” ujarnya malu.
“Aku sangat mau tapi, hari sudah gelap dan sepertinya akan turun hujan, kau tau kan aku tak menyukai hujan? Aku pulang dulu, aku capek.” Ujar Yoona dan langsung pergi dari tempat itu meninggalkan Taecyon sendiri.
“Hh.. Im Yoona, padahal aku ingin memberimu ini,” ujarnya sambil memandangi kotak merah berisi cincin yang dibelinya untuk Yoona.
***
Yoona terduduk gelisah di bangku halte dekat kantornya. Sekali-kali ia melirik jam tangannya. Dan membuatnya makin gelisah. “Ayolah… dimana Yuri?” tanyanya dalam hati. Yuri adalah kakaknya yang kini telah menikah. Tadi ia menelpon Yuri untuk menjemputnya karena hujan sangat deras dan tidak ada taxi disitu.
Ia menggigil kedinginan. “Ya tuhan, dingin sekali,” ujarnya.
Tiba-tiba ada seorang lelaki berjaket panjang berlari menuju halte ditempat Yoona berdiri sekarang. Yoona mengerutkan dahinya. Sepertinya itu Taecyeon.
“Hh..” desah laki-laki itu. Laki-laki itu tinggi dan berkulit putih. Ia menggigil kedinginan sama seperti Yoona.
“Bukan Taecyeon…” pikir Yoona dalam hati.
Tanpa sadar, Yoona terus memandang laki-laki disampingnya itu. Laki-laki itu menggigil, kelihatan capek, tapi senyum tak pudar dari bibirnya. Laki-laki itu tersenyum memandangi hujan deras didepannya. Sepertinya laki-laki itu tak menyadari keberadaan Yoona disitu.
“Hujan memang menyenangkan,” gumam laki-laki itu pada dirinya sendiri. Ia kaget dengan gumaman laki-laki itu. Hujan itu menyenangkan?! Ujarnya dalam hati. Ia semakin bingung dengan laki-laki itu, tapi juga penasaran.
“Apanya yang menyenangkan?!” ujar Yoona tanpa dicerna baik-baik dulu. Ia menutup mulutnya mengetahui dirinya telah keceplosan omong. Laki-laki itu menoleh kearahnya. Dan kaget seakan baru tahu kalau ada orang disitu.
“Wah, ada orang rupanya,” ujar laki-laki itu. “Hujan memang menyenangkan, kok, hmm… biar aku tebak, kau pasti pembenci hujan. Namaku Kim Kibum.” Ujar Kim Kibum lagi sambil mengulurkan tangannya langsung.
“Yoona, Im Yoona,” ujar Yoona sambil membalas uluran tangan Kibum. “Ya, kau benar, aku memang pembenci hujan. Hujan itu sangat menyebalkan dan membosankan,” celotehnya. Ia tahu kalau dirinya itu tidak suka berbicara dengan orang lain, apa lagi orang asing seperti orang yang ada disampingnya ini. Tapi tak tahu kenapa ia langsung merasa senang berceloteh didepan Kim Kibum.
Kim Kibum tersenyum. “Aku kebalikannya. Aku sangat suka hujan,” gumamnya.
“Apa yang bisa membuatmu menyukai hujan?!” Tanya Yoona lagi.
“aku suka pemandangannya saat hujan… suka desiran suaranya… bau lembab setelah hujan… aku suka semua itu,” jawab Kibum yang membuat Yoona makin penasaran.
“Aku bingung dengan ucapanmu. Hujan itu tak ada bagusnya,”
“sebenarnya ada suatu hal yang membuatku sangat menyukai hujan… yaitu…,”
PIP,.. PIPP…
Kata-kata Kibum terpotong oleh bunyi klakson sebuah mobil hitam didepan mereka. Itu mobil Kakak Yonna. “Ah, jemputanku sudah datang,” seru Yoona agak kecewa karena tak bisa mendengar lanjutan dari Kibum. ‘Oh, ya, senang berkenalan denganmu,” ujar Yoona lagi sambil tersenyum lagi.
“Im Yoona,” panggil Kibum. Yoona menoleh.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,” kata Kibum dengan nada misterius. Mata Yoona membesar mendengar kalimat Kibum itu, ia ingin  bertanya apa maksudnya tapi Yuri sudah berulang-ulang menekan klakson mobil menyuruhnya masuk.
Dan akhirnya Yoona pun melangkah kemobil, masuk kedalamnya dan meninggalkan Kibum dengan sejuta pertanyaan dalam benaknya.
***
“Lama sekali,” gerutu Yuri didalam mobil yang sedang melaju kencang kepada Yoona. Yoona hanya terdiam, mencerna baik-baik apa perkataan Kibum barusan.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,”
“Ya! Im Yoona!” seru Yuri lagi.
“Apa?!” seru Yoona kaget.
“Huh! Kau melamun ternyata! Sama sekali tak mendengar omonganku!” gerutu Yuri lagi. “Apa kau sedang memikirkan lelaki yang bersamamu di halte itu?!”
“Siapa?! Oh, Kim Kibum?”
“Ya, siapalah namanya itu, siapa dia?”
“Tak usah menanyakan nama laki-laki lain, kau sudah punya suami,” canda Yoona.
“Aku tahu… tapi, dia tampan, ya…” canda Yuri lagi.
“Dan juga misterius,” lanjut Yoona.
***
Yoona meletakkan cangkir hot chocolate-nya diatas meja. Ia memandangi jendela kamarnya, yang diluarnya sedang hujan.
“Aku sama sekali tak mengerti apa maksudnya…” gumamnya. Ia kembali mengingat kata-kata Kibum, orang yang baru dikenalnya kemarin.
“Terkadang sesuatu yang tidak kau sukai bisa mendatangkan keindahan jika kau berani melihatnya sampai selesai… Sesuatu yang sangat indah,”
“Sesuatu yang tidak kau sukai,” Jari Yoona mengetuk-ngetuk permukaan meja didepannya. “Apa mungkin maksudnya hujan?!”
Otaknya mulai berkerja. Ia sudah dapat mengertikan perkataan kibum kemarin.
“Oh… jangan-jangan,”
Yoona segera berlari kearah jendela dan membukanya. Hujan telah reda. Namun tak ada sesuatu yang disebut ‘indah’ oleh kibum. “Aku yakin maksudnya adalah ‘ada sesuatu yang terlihat indah ketika setelah hujan,” gumamnya. “Aah! Dasar aneh! Bikin aku penasaran saja!” gerutu Yoona.
***
Kibum menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali. Didepannya terdapat ‘sesuatu yang indah’ yang hanya dapat ia lihat seusai hujan. “Apa Yoona sudah mengerti perkataan ku?” pikirnya. “Aku harap begitu…” ujarnya sambil tersenyum.
***
“Hhh..” desah Yoona untuk kesekian kalinya.
“Kau kenapa, Yoong?” Tanya Taeyeon yang sedang asik menyesap mocha coffee nya. Yoona menggeleng lemah.
“Anni,,” jawabnya sambil menggigit bibirnya.
“Ah, kau pasti ada masalah, aku tahu dari kebiasaanmu itu, menggigit bibir. Ayolah cerita padaku,” desak Taeyeon.
“Hh.. baiklah,”
Yoona pun menceritakan pertemuannya dengan Kibum, perkataan Kibum yang membingungkan itu. Semuanya. Kafe dekat kantornya kelihatan ramai dengan pengunjung yang kelihatannya tak bisa pulang karena hujan yang turun sangat deras.
‘Hmm.. memang anak yang misterius,” tanggap Taeyeon.
“Memang seperti itu,” desah Yoona pelan. “Ah.. hujan makin deras…” gumam Yoona sambil menyentuh kaca bening disampingnya yang penuh dengan butiran butiran hujan.
“Hm, dimana adik sepupuku ya? Kenapa lama sekali?” gumam Taeyeon. Yoona tidak mendengarnya karena ia sedang asik melamun.
***
“Hei, Im Yoona,” suara itu mengagetkan Yoona dari lamunannya. Ia kembali tersentak kaget melihat siapa yang ada didepannya.
“K..kau… Kim Kibum?! Lho? Mana Taeyeon onnie?!” tanyanya bingung.
“Taeyeon nuna sudah pulang, tadi dia menyuruhku untuk menjemputnya, tapi karena melihatmu aku menyuruhnya untuk pulang sendiri dengan mobilku. Ternyata kau teman Taeyeon nuna,” jelas Kibum panjang lebar.
“Ja.. jadi, kau sepupu Taeyeon?!” tanyanya lagi seolah tak percaya.
“Ya, kenapa? Kau tak percaya?” Tanya Kibum dengan nada bercanda.
Kibum segera memanggil seorang pelayan dan memesan secangkir black coffee. Setelah itu, mereka terdiam. Tak berbicara lagi. Seakan-akan mereka bisu dan tidak saling kenal. Hanya terdengar suara desiran hujan dan juga suara riuh pengunjung dalam café itu.
“Jadi bagaimana?” Tanya Kibum memecah kesunyian diantara mereka. Yoona yang sedari tadi hanya memandang kaca besar disampingnya menoleh. “Bagaimana apa?” tanyanya bingung.
Seorang pelayan datang sambil membawa nampan berisi pesanan Kibum, meletakkan cangkir itu diatas meja, lalu pergi.
“Kau sudah mengerti apa yang kumaksud waktu itu? Kau sudah melihatnya?” Tanya Kibum lagi. Pertanyaannya itu membuat Yoona kaget. “Oh iya! Aku ingin menanyakanmu soal itu!” ujarnya sambil memukul pelan dahinya.
“Jadi, apa yang kau maksud waktu itu? Aku sama sekali bingung dengan perkataanmu. Aku kira yang kau maksud adalah sesuatu yang bisa terlihat ketika setelah hujan, tapi aku tak melihat apa-apa…” Kata Yoona panjang lebar. Kibum hanya tersenyum sambil mengaduk-aduk isi cangkirnya itu. Yoona hanya mengerutkan dahinya melihat respon santai Kibum. “Ya! Kim Kibum! Apa maksudmu?!” Seru Yoona tak sabar.
Kibum tersenyum lalu menatap Yoona. Lalu ia menolehkan wajahnya kekaca besar disampingnya. “Ayo kita keluar sebentar,” ajak Kibum sambil berdiri, dan langsung menarik tangan Yoona.
“Apa.. ini kan masih huj— Ya! Kibum!” seru Yoona yang kaget karena tangannya ditarik oleh Kibum. Tapi ia tak melepaskannya, karena masih penasaran apa maksud Kibum itu.”
“Kami akan datang kembali, tenang saja,” ujar Kibum kepada seorang pelayan yang mengamati mereka berdua.
DRESSSSSSS……
Hujan masih belum reda, tapi Kibum tetap saja menarik tangan Yoona dan berlari ditengah hujan itu. “Kita mau kemana?” Tanya Yoona sedikit berteriak. “Tenang saja, sedikit lagi sampai,” balas Kibum.
Mereka berlari menerobos hujan deras itu, berlari dan terus berlari, membuat baju mereka basah.
Mereka terus berlari, dan hujan pun mulai agak mereda.
“Haah.. haah… haah…” Yoona berhenti sebentar. Napasnya tak beraturan, ia juga kelihatan capek sekali, dan juga kedinginan.
“Kita sampai, hanya tunggu beberapa menit lagi…” ujar Kibum sambil menatap langit. Hujan sudah reda ternyata. Yoona pun mengikutinya.
“Apa yang kau maksud itu?” Tanya Yoona sambil terus memperhatikan langit. Tidak ada apa-apa disana.
“Sambil menunggu, ada yang ingin aku tanyakan…” ujar Kibum. “Apa yang membuatmu membenci hujan?”
Yoona yang mendengarnya hanya tertunduk. “Hujan… hujan mengingatkanku pada semua orang yang kusayangi…” kata Yoona pelan. “Tapi sayangnya, mereka semua.. telah pergi…”
“Eng?” kali ini giliran Kibum yang dibuat bingung ia terus memandang Yoona menunggu Yoona melanjutkan kalimatnya.
“Orang tuaku… orang tuaku meninggal saat aku masih berumur 7, gara-gara kecelakaan saat hujan…” ujar Yoona sambil tersenyum pahit. “Dan.. Nickhun oppa… tunanganku juga meninggal karena hal yang sama, dan juga karena hujan… saat itu ia akan pergi menemuiku di salah satu butik untuk melihat baju pengantin kami yang sudah kami pesan… aku sudah sampai duluan disana.. dan saat itu hujan.. dan karenanya jalanan sangat licin sehingga… sehingga…” tak terasa air mata Yoona telah membasahi pipinya. Yoona menarik napas panjang, lalu melanjutkan kalimatnya lagi “mobilnya tergelincir hingga terperosok kedalam jurang,”
“Oh, maaf, aku tidak tahu kalau…” kata-kata Kibum terpotong oleh Yoona “Tak apa, nah sekarang kau sudah tahu alasan aku membenci hujan.” Yoona menghapus air matanya dengan punggung tangannya. “Sekarang giliranmu,”
Kibum tertawa kecil. “Aku.. sangat menyukai hujan karena hujan mengingatkanku pada seseorang… Seseorang yang sangat kusukai,”
“Namanya Jessica, dia sahabatku sejak SMP… aku sangat menyukainya tapi, dia menyukai sahabatku, Donghae… akhirnya mereka menikah,” kata Kibum. “Aku sangat menyukai hujan karena hujan membuatku mengingat semua hal menyenangkan bersamanya… saat kami bermain hujan… tertawa bersama… ya, hitung-hitung rasa rinduku sudah terobati,” katanya lagi.
Kibum menoleh, wajahnya berubah. Ia tersenyum lebar. “Coba kau lihat kesana,” ujarnya pada Yoona.
Yoona ikut menoleh. Matanya terbelalak kaget melihat beberapa garis warna warni yang menyerupai setengah lingkaran itu. Ia juga ikut tersenyum lebar. “Wow…” ujarnya takjub.
“Bagaimana? Indah bukan?” Tanya Kibum. Yoona mengangguk cepat. “Aku jarang melihat ini.” Ujarnya sambil terus memandang pelangi itu.
“Sekarang aku mengerti maksudmu… gomawo Kibum ah…” ujar Yoona sambil tersenyum lembut kearah Kibum. Membuat Kibum juga ikut tersenyum.
“Mana tanganmu?”
Kibum meraih ponsel dalam jaketnya yang basah kuyub, lalu membuat jari telunjuk dan ibu jarinya seakan membentuk sesuatu. Yoona pun mengikutinya dan akhirnya jari-jari mereka berdua membentuk sebuah hati. Mereka mengarahkan jari-jari mereka kearah pelangi itu, dan satu tangan Kibum memotretnya dengan ponselnya.
“Ahahahaha… apa itu?” Tawa yoona melihat hasil potretan Kibum. Ada jari-jari berbentuk hati dan disampingnya terdapat pelangi yang sangat indah.
Mereka berdua tertawa lebar. Melupakan kesedihan yang tadi mereka rasakan.
“sepertinya ada yang kelupaan…” gumam Yoona.
“Apa?”
“Astaga! Kita lupa membayar di café tadi!” Yoona menepuk dahinya.
“Oh iya! Ayo cepat!” seru Kibum. “Yang terakhir kesana berarti dia yang bayar, ya!” seru Kibum dan langsung berlari cepat meninggalkan Yoona.
“Ya! Kibum!” Seru Yoona yang langsung mengejar Kibum.
“ahahaha…” mereka terus tertawa sehingga mungkin luka dihati mereka masing-masing sekaan terobati…

Everybody wants Happiness,
Nobody wants Pain…       
But You can’t have a Rainbow,
Without a Little Rain…


Bersih-bersih~

Posted by CreaMii_choco at 23.06 1 comments
Alohaaaaa~
Kali ini saya mau bersih-bersih file laptop dulu~
Mungkin ada beberapa FF buatanku yang nanti dipost... tapi dipilih-pilih dulu lah, hehehe ^^
*singkat banget ya ini postingan -.-

Peach letters (FanFiction)

Posted by CreaMii_choco at 14.48 0 comments
It's my mistake....
Secarik kertas berwarna peach itu terjatuh dari dalam lokerku. Aku memungutnya, membaca kalimat dalam kertas itu, lalu menghembuskan nafasku. Lagi lagi....
Haahh... sudah beberapa hari ini aku selalu menerima kertas berwarna peach ini, dan selalu ada satu kalimat disetiap kertasnya. Aku sudah menerima berkali-kali kertas ini, tanpa ada nama pengirim. Aku penasaran, siapa pengirim surat ini? kenapa mengirim surat seperti ini kepadaku?
Aku mendapat surat ini bukan hanya pada satu tempat saja. Kemarin, aku mendapatkan surat ini saat berada di toilet. Aku mendapat surat ini terjatuh dari atas wastafel. Apa jangan-jangan pengirim surat ini seorang stalker? Apa jangan-jangan setiap hari dia membuntutiku? Haahh... Entahlah...
"KwonYul!" Panggil Sica. Ia berlari kecil kearahku. "Apa itu?" tanyanya.
"Ah, eh, mm, bukan apa-apa kok, Sica..." jawabku gugup. Aku menyembunyikan kertas itu dibelakangku dan memasukkannnya diam-diam kembali kedalam lokerku. Mungkin aku akan memberitahu Sica tentang hal ini, tentang surat ini, tapi nanti.... aku menunggu waktu yang tepat.
"Ah, ayo, kita kembali kekelas! Mr. Kangin nanti marah kalau kita telat!" Ujarnya, lalu menarik tanganku.

****

 "Hmm... sepertinya bukan begini..." gumamku. "Ya.. yaa... seperti ini,"
Aku sedang merangkai kalimat-kalimat dari surat-surat yang kuterima. Dan kalau disatukan, akan membentuk paragraph, seperti ini....

I’m still at the same place..
I’m weary from wandering by your side
Even today, as I was wandering,
Day has passed again and again.
Now I’m here

You know. You know that my heart is hurtingWatching you laugh makes my heart ache more

It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than you love me
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

How much longer must I cry
As I’m trusting that promise, I’m only trusting , believing that promise

You lied to me to wait for you
Even my greedy side has grown weary

You know. You know that my heart is hurting
You can’t just ignore and smile like that.


It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

I knew I couldn’t have you
But my heart(my love for you) just kept growing
It’s my mistake for
Waiting by myself
Regretting by myself
Loving you.

Even though my heart was hurting
It’s my mistake for not letting you go, forgetting you


I’m such a fool
I knew I would get hurt and couldn’t let go


it’s my mistake


Menurut kalian, apa rangkaian tulisan ini? Puisi? Lirik lagu? atau?
Yaa Tuhan! Rasanya isi kepalaku keriting hanya gara-gara hal ini! Hu'uh!
Aku curiga dengan seseorang yang mungkin ada pengirim dari surat-surat ini....
Namanya Choi Minho, dia adik kelasku.
Dia terkenal dengan wajahnya yang katanya ganteng, dingin, dan cute *Itu menurut Sica dan Yoona*
Beberapa hari ini dia terus menatapku setiap aku melewatinya, kadang ia seperti membuntutiku.
Ia selalu memperhatikanku. Aku rasa seperti itu.
Apa mungkin dia yang mengirim surat-surat ini?
Yaahh... KwonYul! kau memang babo!

***

Aku melangkahkan kakiku panjang-panjang agar sampai kekelas. Choi Minho, adik kelas itu tampak memandangku lagi dari lapangan basket itu. Hu'h... menyebalkan!
Akhirnya aku sampai juga kekelas... Hhh... Dimana Yoona dan Sica? Ah, Yoona sedang bermain dengan Sunny rupanya... ah! itu Sica!
Aku segera melangkah kearah bangku Sica.
"Hi Sica, kau sedang menulis apa?" tanyaku pada Sica yang asik menulis sesuatu. Aku mengadahkan kepalaku sedikit, melihat apa yang dia tulis. Mataku terbelalak, Sica menulis sesuatu dikertas berwarna peach! Atau jangan-jangan...
"Eh, uh, ah... ini bukan apa-apa..." Seru Sica sambil melipat kertas itu dan memasukkannya kedalam saku jas seragam sekolah.
Apa sih yang ditulis Sica? atau jangan-jangan.... Hmm... mungkin aku harus bertanya soal ini kepada Sica. Nanti...

***

Uugghh... KwonYul... Kau... 
Hhh... sampai kapan harus kupendam perasaan ini? Mungkin aku harus jujur padanya...
Hh... KwonYul, saranghae!
ujar seseorang dalam hati sambil terus memandang Yuri yang sedang duduk dikursinya dan asik mendengarkan iPod.

***

"Hi, Yul!" sapa Sica riang. Ia menyapaku saat aku menemukan satu surat lagi dilaci mejaku.
"Oh, Hi, Sica..." balasku. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bertanya kepada Sica...
"Hm, Yul, ada yang mau aku bicarakan denganmu..." ujar Sica saat aku baru saja mau membuka mulut. Pipinya merona merah.
"Ah.. aku juga, Sica...Hmm.. kau duluan," ujarku kemudian.
"Annyeong Sica! Annyeong Yul!" ujar Yoona menghampiri kami. Aduh... ada Yoona...
"Hmm... kalian sedang apa?" tanya Yoona. Aku cepat-cepat menarik tangan Sica. "Uh, Yoona, kamiada urusan penting, kami pergi dulu ya..." ujarku.
"Ah.. oh.. ya..." Ujar Yoona tersenyum. Entah mengapa sekilas aku melihat air muka Yoona yang seakan tidak senang. Mungkin itu hanya perasaanku saja.
Aku dan Sica pun pergi meninggalkan Yoona. Dan juga melewati Choi Minho yang sedari tadi terus memandangku. Air muka Minho juga tak jauh beda dengan apa yang kulihat di wajah Yoona. Tidak senang. Sebenarnya ada apa sih?

***
KwonYul... kenapa kau seperti itu?
Kau selalu menghindariku... apa salahku?
Ya... mungkin aku memang bersalah...
Aku bersalah karena telah jatuh cinta denganmu...
Seseorang memandang punggung Yuri yang telah berjalan jauh dengan Jessica.
Seseorang itu menunduk, dan segera pergi dari situ.

****

"Kau mau bilang apa, Sica?" Tanyaku saat kami berada ditempat yang mungkin cukup aman, gudang sekolah.
"Eh.. umm... itu..." Sica terlihat gugup. "Hmm.. Yul... kau kenal kan dengan Choi Minho?"
"Cho...Choi minho?! ah, adik kelas kita itu? aku tidak terlalu mengenalnya... memangnya kenapa?"
"ah... habis waktu itu kau pernah bertanya padaku dan Yoona, tentang Choi Minho... jad kupikir..." Sica terlihat bingung. "Uh, eh, mmm... teman dari Choi Minho... mmm.. Lee Jinki namanya... aku menyukainya," ujar Sica malu.
Ada perasaan kaget dan lega dihatiku. Kaget karena Sica sekarang sedang suka dengan seseorang, dan lega karena bukan Sica pengirim surat itu.
"Aku tak tahu,... tapi tenang, aku akan membantumu kok" ujarku lalu tersenyum. "Nah sekarang aku yang bertanya padamu..." seruku sambil merogoh isi tasku.  "Apa kah kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?"

****

Ternyata bukan Sica.... Sica sendiri tak tahu siapa pengirim surat ini...
Hmm.. mungkin aku harus bertanya dengan Choi Minho...
Aku segera melangkahkan kaki pasti menuju Choi Minho yang sedang melihatku dari pintu kelasnya.
Ia mengernyitkan dahinya, melihatku yang mendatanginya.
"Ada apa?" tanyanya dingin.
Aku tak mau membuang waktu, aku segera menunjukan semua surat-surat peach itu. "Apa kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?!" tanyaku lantang.
Minho menggeleng bingung. "Aku tak tahu..."
"Atau jangan-jangan kau yang mengirimnya?" selidikku lagi.
Choi Minho tergagap, ia menerjapkan matanya. "Hei, jangan asal tuduh dulu, aku sangat bodoh dalam menulisi surat. apalagi surat seperti ini. Lagian aku membenci warna peach." serunya.
Berarti bukan dia?! lalu siapa?
Tiba-tiba seseorang menarik tanganku, lalu mengajakku pergi kesuatu tempat.
"Yoona?" tanyaku tak percaya. Ya, Yoona lah yang menarik tanganku.

***

"Apa... apa kau tahu siapa pengirim surat ini?" tanyaku sesaat kami telah sampai kembali di gudang sekolah.
"Ya," jawabnya dingin.
"Si... siapa?" tanyaku was was.
Yoona menundukkan kepalanya. "A.. aku..."
Aku menutup mulutku yang membuka. Kaget. Yoona... Yoona yang mengirimkanku surat-surat ini? tapi mengapa...
"Im Yoona! kau sedang tidak bercanda kan?" tanyaku sambil menggoyang-goyangkan bahunya yang kucengkram erat.
Yoona menutup matanya. "Kwon Yuri SARANGHAE!" teriaknya.
Tanganku lemas saat mendengar teriakan Yoona.
"A.. apa makudmu... kau.. kau tahu kan..." Aku memotong perkataanku sendiri. aku bingung....
"Kau tak mungkin.... kan mencintaiku?"
"Tentu saja bisa!" seru Yoona. aku menggelengkan kepalaku.
"Yah! KWONYUL BABOO!!!" Teriak Yoona lagi lalu berlari keluar gudang. ia menangis.
Mianhaeyo Yoona... aku memang bodoh... KwonYul babo!

****

KwonYul babo! KwonYul babo! KwonYul babo!
Dia memang benar-benar bodoh!
Mengapa ia tak percaya kalau aku mencintainya? mengapa?
Atau jangan-jangan ia mencintai Sica? atau Choi Minho itu?
aku memegang dadaku. sakit... Ini kesalahanku...
Ya... Itu memang kesalahanku karena terlalu mencintaimu, Yul...
Mianhaeyo Yul, sarangahae...





Gajeeeeeeeeee!!!!
heheee, abis lagi seteres, jadi buat ff tentang YoonYul, wkwkwkwk

Banmal Song - YongSeo Couple

Posted by CreaMii_choco at 02.35 0 comments
Annyeoonggg~
Khekhekhe~ lagi suka neh ama ni lagu XD Dari YongSeo Couple~ :3
Sekarang kan ada beberapa versinya tuh, ada yang pakek bahasa chinese, malaysian, dan ada juga yang pakek bahasa Indonesia! Mancaaappp!!!

Nah setelah browshing-brownshing gitu, w dapet liriknya yang mungkin cukup lengkap, kalo mau liat versi aslinya bisa klik disini

Banmal Song

고마워라는그말도 안녕이란말도 내겐너무어려워요
gumawo raneun geumaldo annyeong iran maldo naegen neomu eoryeowoyo
It’s so hard for me to say ‘thanks’ or ‘bye’ to you
정말감사해요 많이고마워요 나는이말밖에못해요
jeongmal gamsahaeyo manhi komawoyo naneun Imal bakke mothaeyo
All I can say is “thank you” or “thanks so much”

모든게처음이라서 나사실은너무나서톤걸요
modeun ge cheoeum Iraseo na sashileun neomu na seoton geolyo
Everything is brand new to me, so I’m a little unsure
어떻게말할까 뭐라고말할까
eottohke malhalkka mweorago malhalkka
How should I say it? It’s still really awkward

나는오늘도 망설이죠
na neun o neul do mang seol I jyo
Even today, I worry about it

reff:
어리서로반말하는사이가되기 를 아직조금서투르고오색한데도
eori seoro banmal haneunsa Igadoe gireul ajik jogeum seotureugo osaek handedo
hopefully we can be a banmal relationship though still unnatural
고마워요라는말투대신 좀더친하게말을해줄래
gomawoyo raneun maltu daesin jomdeochik hage maleum haejulrae
rather than saying “gomawoyo” let me hear more intimate words

Interlude:
S: You know what, Yong?
Y: What?
S: Do you really want to hear banmal from me?
Y: Ah… it will be good if I’m able to.
S: But you know that banmal is hard for me right?
Y: Why is it hard?
S: Err… I really tried very hard… It’s really difficult. How much do you want to hear me speak banmal?
Y: A lot.


cheoeum eolbodeon geunal suchub eun deushan neoui geu misoro
When we met for the first time Even our smiles were shy
oneul-i jinamyeon gakkawo jyalkkeoya maeil seolleneun ginaeleul hae
After today we should be closer to each other I’m both excited and looking forward to it.

(back to Reff)

2nd Reff
우리서로반말하는사이가될거야 한걸음씩…천천히다가와
ori seoro banmal haneunsa Igadoel geoya hangeol eumssik… cheon cheon hidagawa
we can have a banmal relationship one step at a time, slowly walk closer
내두눈음바라보며 말음해졸래
nae dununeum bara bomyeo maleumhae jolrae
look at me in the eye can you tell me

널사랑해
neol sa rang hae
“I love you”



ini video mereka
http://www.youtube.com/watch?v=WBdzs8eBQ1I

Dan ini, chord gitarnya
Intro: G D Em D (hold)
Verse: G D Dm E7 Am7 Am C D Dsus4 D G D Dm E7 Am7 Am C D
Chorus: G D Em D G C D Bm7 Em C D Dsus4 D (hold)


yang ini versi saya nyanyi pke gitar... :D
http://www.youtube.com/watch?v=WnyYyeEDVp0
*kepada author aslinya, saya bantu promosiin ya, kekeke #plaaakk*

Setelah beberapa minggu video banmal song versi yongseo couple di upload di youtube, akhirnya Yonghwa ngebuat single nya. versi baru. tp ga ada Seohyun nya. lyric nya juga sedikit di ganti...



Maenchoeum neoreul budeonnal
The day when I first saw you
Sujubki manhadeon neoyae mageun misodo
Your bright smile full of shyness
Oneuri jina myeon kakkaweo jilkeoya
we’ll get closer after today
Maeil seollae neun kidae reulhae
every day, I have heart-fluttering expectations

Museun mareul keon nae bulkka
what to say to you
Ottohkae hamyeon neega useo julka
how to get you to laugh
Soneul keonae buda eosaekhae jillkabwa
I fear it’ll get awkward when I try to hold your hand
Meojeogeun useumman useobwa
all I can do is smile shyly

(Reff)
Uri seoro banmal haneunsa eegadui kireul
Hopefully we can speak banmal to each other
Ajik chogeum seotureo goeo saekhanaedo
even though it’s still awkward and unfamiliar
Komawoyo raneun maltu daesin
instead of saying ‘thank you’
Chumto chinagae mareul haejullae
talk to me in a friendlier way

Uri seoro banmal haneunsa eegak twilkoya
Hopefully we can speak banmal to each other
Hangeoreum shik.. cheon cheon hidagawa
you walk towards me slowly, step by step
Eejaen nae dununeul bara bomyeo mareulhae jullae
now look at my two eyes and tell me
Neol saranghae
I love you


Nawayae soneul chabteonnal
The day when I held your hand
Shimjangee meomchundeuthan kibundeurae
I felt my heart stop beating
Museun malhae naen jiki yeokcho chaahnna
I don’t even remember what I said
Manyang seollaeneun kibu ningeol
All I feel is a flutter in my stomach

(back to Reff)

Uri seoro saranghaneun saeega duikireul
Hopefully we can fall in love with each other
Chabeun duson yeongwonhee huhji ahneulkkeoya
I’ll never let go of your two hands from my grasp
Baraboneun neoyae nun bitsogae
the light of your eyes, gazing at me
Haengbokhan misomanee kkilbarae
I hope there will only be joyful smiles

Uri seoro saranghaneun saeega twilkkeoya
Hopefully we can fall in love with each other
Akkyeo jugo pyeonhee ki taemyeondwe
We can lean on one another and take care of each other
Neoreul boneun nayae du nunbitchi
Looking into your eyes, my two eyes
Marago isseo
they’re talking to you
Neol saranghae
I love you



Ini audio Banmal song versi Yonghwa
http://www.youtube.com/watch?v=uwAIZc0oKqI&feature=player_embedded

Kepada mbak penulis saya berterima kasih atas postingnya yang keren ini xD
maap kalo nggak minta ijin dulu, *soalnya ini lagi cepet-cepet, takut ketahuan mama kalo lg online, padahal besok try out~!*
Jeongmal gomawoyooo~~
kepada,
SUMBER
 

I'm HERE.... Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | Best Kindle Device