20 Feb 2011

Peach letters (FanFiction)

Difitnah oleh CreaMii_choco at 14.48
It's my mistake....
Secarik kertas berwarna peach itu terjatuh dari dalam lokerku. Aku memungutnya, membaca kalimat dalam kertas itu, lalu menghembuskan nafasku. Lagi lagi....
Haahh... sudah beberapa hari ini aku selalu menerima kertas berwarna peach ini, dan selalu ada satu kalimat disetiap kertasnya. Aku sudah menerima berkali-kali kertas ini, tanpa ada nama pengirim. Aku penasaran, siapa pengirim surat ini? kenapa mengirim surat seperti ini kepadaku?
Aku mendapat surat ini bukan hanya pada satu tempat saja. Kemarin, aku mendapatkan surat ini saat berada di toilet. Aku mendapat surat ini terjatuh dari atas wastafel. Apa jangan-jangan pengirim surat ini seorang stalker? Apa jangan-jangan setiap hari dia membuntutiku? Haahh... Entahlah...
"KwonYul!" Panggil Sica. Ia berlari kecil kearahku. "Apa itu?" tanyanya.
"Ah, eh, mm, bukan apa-apa kok, Sica..." jawabku gugup. Aku menyembunyikan kertas itu dibelakangku dan memasukkannnya diam-diam kembali kedalam lokerku. Mungkin aku akan memberitahu Sica tentang hal ini, tentang surat ini, tapi nanti.... aku menunggu waktu yang tepat.
"Ah, ayo, kita kembali kekelas! Mr. Kangin nanti marah kalau kita telat!" Ujarnya, lalu menarik tanganku.

****

 "Hmm... sepertinya bukan begini..." gumamku. "Ya.. yaa... seperti ini,"
Aku sedang merangkai kalimat-kalimat dari surat-surat yang kuterima. Dan kalau disatukan, akan membentuk paragraph, seperti ini....

I’m still at the same place..
I’m weary from wandering by your side
Even today, as I was wandering,
Day has passed again and again.
Now I’m here

You know. You know that my heart is hurtingWatching you laugh makes my heart ache more

It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than you love me
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

How much longer must I cry
As I’m trusting that promise, I’m only trusting , believing that promise

You lied to me to wait for you
Even my greedy side has grown weary

You know. You know that my heart is hurting
You can’t just ignore and smile like that.


It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

I knew I couldn’t have you
But my heart(my love for you) just kept growing
It’s my mistake for
Waiting by myself
Regretting by myself
Loving you.

Even though my heart was hurting
It’s my mistake for not letting you go, forgetting you


I’m such a fool
I knew I would get hurt and couldn’t let go


it’s my mistake


Menurut kalian, apa rangkaian tulisan ini? Puisi? Lirik lagu? atau?
Yaa Tuhan! Rasanya isi kepalaku keriting hanya gara-gara hal ini! Hu'uh!
Aku curiga dengan seseorang yang mungkin ada pengirim dari surat-surat ini....
Namanya Choi Minho, dia adik kelasku.
Dia terkenal dengan wajahnya yang katanya ganteng, dingin, dan cute *Itu menurut Sica dan Yoona*
Beberapa hari ini dia terus menatapku setiap aku melewatinya, kadang ia seperti membuntutiku.
Ia selalu memperhatikanku. Aku rasa seperti itu.
Apa mungkin dia yang mengirim surat-surat ini?
Yaahh... KwonYul! kau memang babo!

***

Aku melangkahkan kakiku panjang-panjang agar sampai kekelas. Choi Minho, adik kelas itu tampak memandangku lagi dari lapangan basket itu. Hu'h... menyebalkan!
Akhirnya aku sampai juga kekelas... Hhh... Dimana Yoona dan Sica? Ah, Yoona sedang bermain dengan Sunny rupanya... ah! itu Sica!
Aku segera melangkah kearah bangku Sica.
"Hi Sica, kau sedang menulis apa?" tanyaku pada Sica yang asik menulis sesuatu. Aku mengadahkan kepalaku sedikit, melihat apa yang dia tulis. Mataku terbelalak, Sica menulis sesuatu dikertas berwarna peach! Atau jangan-jangan...
"Eh, uh, ah... ini bukan apa-apa..." Seru Sica sambil melipat kertas itu dan memasukkannya kedalam saku jas seragam sekolah.
Apa sih yang ditulis Sica? atau jangan-jangan.... Hmm... mungkin aku harus bertanya soal ini kepada Sica. Nanti...

***

Uugghh... KwonYul... Kau... 
Hhh... sampai kapan harus kupendam perasaan ini? Mungkin aku harus jujur padanya...
Hh... KwonYul, saranghae!
ujar seseorang dalam hati sambil terus memandang Yuri yang sedang duduk dikursinya dan asik mendengarkan iPod.

***

"Hi, Yul!" sapa Sica riang. Ia menyapaku saat aku menemukan satu surat lagi dilaci mejaku.
"Oh, Hi, Sica..." balasku. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bertanya kepada Sica...
"Hm, Yul, ada yang mau aku bicarakan denganmu..." ujar Sica saat aku baru saja mau membuka mulut. Pipinya merona merah.
"Ah.. aku juga, Sica...Hmm.. kau duluan," ujarku kemudian.
"Annyeong Sica! Annyeong Yul!" ujar Yoona menghampiri kami. Aduh... ada Yoona...
"Hmm... kalian sedang apa?" tanya Yoona. Aku cepat-cepat menarik tangan Sica. "Uh, Yoona, kamiada urusan penting, kami pergi dulu ya..." ujarku.
"Ah.. oh.. ya..." Ujar Yoona tersenyum. Entah mengapa sekilas aku melihat air muka Yoona yang seakan tidak senang. Mungkin itu hanya perasaanku saja.
Aku dan Sica pun pergi meninggalkan Yoona. Dan juga melewati Choi Minho yang sedari tadi terus memandangku. Air muka Minho juga tak jauh beda dengan apa yang kulihat di wajah Yoona. Tidak senang. Sebenarnya ada apa sih?

***
KwonYul... kenapa kau seperti itu?
Kau selalu menghindariku... apa salahku?
Ya... mungkin aku memang bersalah...
Aku bersalah karena telah jatuh cinta denganmu...
Seseorang memandang punggung Yuri yang telah berjalan jauh dengan Jessica.
Seseorang itu menunduk, dan segera pergi dari situ.

****

"Kau mau bilang apa, Sica?" Tanyaku saat kami berada ditempat yang mungkin cukup aman, gudang sekolah.
"Eh.. umm... itu..." Sica terlihat gugup. "Hmm.. Yul... kau kenal kan dengan Choi Minho?"
"Cho...Choi minho?! ah, adik kelas kita itu? aku tidak terlalu mengenalnya... memangnya kenapa?"
"ah... habis waktu itu kau pernah bertanya padaku dan Yoona, tentang Choi Minho... jad kupikir..." Sica terlihat bingung. "Uh, eh, mmm... teman dari Choi Minho... mmm.. Lee Jinki namanya... aku menyukainya," ujar Sica malu.
Ada perasaan kaget dan lega dihatiku. Kaget karena Sica sekarang sedang suka dengan seseorang, dan lega karena bukan Sica pengirim surat itu.
"Aku tak tahu,... tapi tenang, aku akan membantumu kok" ujarku lalu tersenyum. "Nah sekarang aku yang bertanya padamu..." seruku sambil merogoh isi tasku.  "Apa kah kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?"

****

Ternyata bukan Sica.... Sica sendiri tak tahu siapa pengirim surat ini...
Hmm.. mungkin aku harus bertanya dengan Choi Minho...
Aku segera melangkahkan kaki pasti menuju Choi Minho yang sedang melihatku dari pintu kelasnya.
Ia mengernyitkan dahinya, melihatku yang mendatanginya.
"Ada apa?" tanyanya dingin.
Aku tak mau membuang waktu, aku segera menunjukan semua surat-surat peach itu. "Apa kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?!" tanyaku lantang.
Minho menggeleng bingung. "Aku tak tahu..."
"Atau jangan-jangan kau yang mengirimnya?" selidikku lagi.
Choi Minho tergagap, ia menerjapkan matanya. "Hei, jangan asal tuduh dulu, aku sangat bodoh dalam menulisi surat. apalagi surat seperti ini. Lagian aku membenci warna peach." serunya.
Berarti bukan dia?! lalu siapa?
Tiba-tiba seseorang menarik tanganku, lalu mengajakku pergi kesuatu tempat.
"Yoona?" tanyaku tak percaya. Ya, Yoona lah yang menarik tanganku.

***

"Apa... apa kau tahu siapa pengirim surat ini?" tanyaku sesaat kami telah sampai kembali di gudang sekolah.
"Ya," jawabnya dingin.
"Si... siapa?" tanyaku was was.
Yoona menundukkan kepalanya. "A.. aku..."
Aku menutup mulutku yang membuka. Kaget. Yoona... Yoona yang mengirimkanku surat-surat ini? tapi mengapa...
"Im Yoona! kau sedang tidak bercanda kan?" tanyaku sambil menggoyang-goyangkan bahunya yang kucengkram erat.
Yoona menutup matanya. "Kwon Yuri SARANGHAE!" teriaknya.
Tanganku lemas saat mendengar teriakan Yoona.
"A.. apa makudmu... kau.. kau tahu kan..." Aku memotong perkataanku sendiri. aku bingung....
"Kau tak mungkin.... kan mencintaiku?"
"Tentu saja bisa!" seru Yoona. aku menggelengkan kepalaku.
"Yah! KWONYUL BABOO!!!" Teriak Yoona lagi lalu berlari keluar gudang. ia menangis.
Mianhaeyo Yoona... aku memang bodoh... KwonYul babo!

****

KwonYul babo! KwonYul babo! KwonYul babo!
Dia memang benar-benar bodoh!
Mengapa ia tak percaya kalau aku mencintainya? mengapa?
Atau jangan-jangan ia mencintai Sica? atau Choi Minho itu?
aku memegang dadaku. sakit... Ini kesalahanku...
Ya... Itu memang kesalahanku karena terlalu mencintaimu, Yul...
Mianhaeyo Yul, sarangahae...





Gajeeeeeeeeee!!!!
heheee, abis lagi seteres, jadi buat ff tentang YoonYul, wkwkwkwk

0 comments:

20 Feb 2011

Peach letters (FanFiction)

Posted by CreaMii_choco at 14.48
It's my mistake....
Secarik kertas berwarna peach itu terjatuh dari dalam lokerku. Aku memungutnya, membaca kalimat dalam kertas itu, lalu menghembuskan nafasku. Lagi lagi....
Haahh... sudah beberapa hari ini aku selalu menerima kertas berwarna peach ini, dan selalu ada satu kalimat disetiap kertasnya. Aku sudah menerima berkali-kali kertas ini, tanpa ada nama pengirim. Aku penasaran, siapa pengirim surat ini? kenapa mengirim surat seperti ini kepadaku?
Aku mendapat surat ini bukan hanya pada satu tempat saja. Kemarin, aku mendapatkan surat ini saat berada di toilet. Aku mendapat surat ini terjatuh dari atas wastafel. Apa jangan-jangan pengirim surat ini seorang stalker? Apa jangan-jangan setiap hari dia membuntutiku? Haahh... Entahlah...
"KwonYul!" Panggil Sica. Ia berlari kecil kearahku. "Apa itu?" tanyanya.
"Ah, eh, mm, bukan apa-apa kok, Sica..." jawabku gugup. Aku menyembunyikan kertas itu dibelakangku dan memasukkannnya diam-diam kembali kedalam lokerku. Mungkin aku akan memberitahu Sica tentang hal ini, tentang surat ini, tapi nanti.... aku menunggu waktu yang tepat.
"Ah, ayo, kita kembali kekelas! Mr. Kangin nanti marah kalau kita telat!" Ujarnya, lalu menarik tanganku.

****

 "Hmm... sepertinya bukan begini..." gumamku. "Ya.. yaa... seperti ini,"
Aku sedang merangkai kalimat-kalimat dari surat-surat yang kuterima. Dan kalau disatukan, akan membentuk paragraph, seperti ini....

I’m still at the same place..
I’m weary from wandering by your side
Even today, as I was wandering,
Day has passed again and again.
Now I’m here

You know. You know that my heart is hurtingWatching you laugh makes my heart ache more

It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than you love me
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

How much longer must I cry
As I’m trusting that promise, I’m only trusting , believing that promise

You lied to me to wait for you
Even my greedy side has grown weary

You know. You know that my heart is hurting
You can’t just ignore and smile like that.


It’s my mistake for not making you love me more
It’s my mistake for loving you more than
It’s my mistake for not making you love me as much as I wanted you to.

I knew I couldn’t have you
But my heart(my love for you) just kept growing
It’s my mistake for
Waiting by myself
Regretting by myself
Loving you.

Even though my heart was hurting
It’s my mistake for not letting you go, forgetting you


I’m such a fool
I knew I would get hurt and couldn’t let go


it’s my mistake


Menurut kalian, apa rangkaian tulisan ini? Puisi? Lirik lagu? atau?
Yaa Tuhan! Rasanya isi kepalaku keriting hanya gara-gara hal ini! Hu'uh!
Aku curiga dengan seseorang yang mungkin ada pengirim dari surat-surat ini....
Namanya Choi Minho, dia adik kelasku.
Dia terkenal dengan wajahnya yang katanya ganteng, dingin, dan cute *Itu menurut Sica dan Yoona*
Beberapa hari ini dia terus menatapku setiap aku melewatinya, kadang ia seperti membuntutiku.
Ia selalu memperhatikanku. Aku rasa seperti itu.
Apa mungkin dia yang mengirim surat-surat ini?
Yaahh... KwonYul! kau memang babo!

***

Aku melangkahkan kakiku panjang-panjang agar sampai kekelas. Choi Minho, adik kelas itu tampak memandangku lagi dari lapangan basket itu. Hu'h... menyebalkan!
Akhirnya aku sampai juga kekelas... Hhh... Dimana Yoona dan Sica? Ah, Yoona sedang bermain dengan Sunny rupanya... ah! itu Sica!
Aku segera melangkah kearah bangku Sica.
"Hi Sica, kau sedang menulis apa?" tanyaku pada Sica yang asik menulis sesuatu. Aku mengadahkan kepalaku sedikit, melihat apa yang dia tulis. Mataku terbelalak, Sica menulis sesuatu dikertas berwarna peach! Atau jangan-jangan...
"Eh, uh, ah... ini bukan apa-apa..." Seru Sica sambil melipat kertas itu dan memasukkannya kedalam saku jas seragam sekolah.
Apa sih yang ditulis Sica? atau jangan-jangan.... Hmm... mungkin aku harus bertanya soal ini kepada Sica. Nanti...

***

Uugghh... KwonYul... Kau... 
Hhh... sampai kapan harus kupendam perasaan ini? Mungkin aku harus jujur padanya...
Hh... KwonYul, saranghae!
ujar seseorang dalam hati sambil terus memandang Yuri yang sedang duduk dikursinya dan asik mendengarkan iPod.

***

"Hi, Yul!" sapa Sica riang. Ia menyapaku saat aku menemukan satu surat lagi dilaci mejaku.
"Oh, Hi, Sica..." balasku. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bertanya kepada Sica...
"Hm, Yul, ada yang mau aku bicarakan denganmu..." ujar Sica saat aku baru saja mau membuka mulut. Pipinya merona merah.
"Ah.. aku juga, Sica...Hmm.. kau duluan," ujarku kemudian.
"Annyeong Sica! Annyeong Yul!" ujar Yoona menghampiri kami. Aduh... ada Yoona...
"Hmm... kalian sedang apa?" tanya Yoona. Aku cepat-cepat menarik tangan Sica. "Uh, Yoona, kamiada urusan penting, kami pergi dulu ya..." ujarku.
"Ah.. oh.. ya..." Ujar Yoona tersenyum. Entah mengapa sekilas aku melihat air muka Yoona yang seakan tidak senang. Mungkin itu hanya perasaanku saja.
Aku dan Sica pun pergi meninggalkan Yoona. Dan juga melewati Choi Minho yang sedari tadi terus memandangku. Air muka Minho juga tak jauh beda dengan apa yang kulihat di wajah Yoona. Tidak senang. Sebenarnya ada apa sih?

***
KwonYul... kenapa kau seperti itu?
Kau selalu menghindariku... apa salahku?
Ya... mungkin aku memang bersalah...
Aku bersalah karena telah jatuh cinta denganmu...
Seseorang memandang punggung Yuri yang telah berjalan jauh dengan Jessica.
Seseorang itu menunduk, dan segera pergi dari situ.

****

"Kau mau bilang apa, Sica?" Tanyaku saat kami berada ditempat yang mungkin cukup aman, gudang sekolah.
"Eh.. umm... itu..." Sica terlihat gugup. "Hmm.. Yul... kau kenal kan dengan Choi Minho?"
"Cho...Choi minho?! ah, adik kelas kita itu? aku tidak terlalu mengenalnya... memangnya kenapa?"
"ah... habis waktu itu kau pernah bertanya padaku dan Yoona, tentang Choi Minho... jad kupikir..." Sica terlihat bingung. "Uh, eh, mmm... teman dari Choi Minho... mmm.. Lee Jinki namanya... aku menyukainya," ujar Sica malu.
Ada perasaan kaget dan lega dihatiku. Kaget karena Sica sekarang sedang suka dengan seseorang, dan lega karena bukan Sica pengirim surat itu.
"Aku tak tahu,... tapi tenang, aku akan membantumu kok" ujarku lalu tersenyum. "Nah sekarang aku yang bertanya padamu..." seruku sambil merogoh isi tasku.  "Apa kah kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?"

****

Ternyata bukan Sica.... Sica sendiri tak tahu siapa pengirim surat ini...
Hmm.. mungkin aku harus bertanya dengan Choi Minho...
Aku segera melangkahkan kaki pasti menuju Choi Minho yang sedang melihatku dari pintu kelasnya.
Ia mengernyitkan dahinya, melihatku yang mendatanginya.
"Ada apa?" tanyanya dingin.
Aku tak mau membuang waktu, aku segera menunjukan semua surat-surat peach itu. "Apa kau tahu siapa pengirim surat-surat ini?!" tanyaku lantang.
Minho menggeleng bingung. "Aku tak tahu..."
"Atau jangan-jangan kau yang mengirimnya?" selidikku lagi.
Choi Minho tergagap, ia menerjapkan matanya. "Hei, jangan asal tuduh dulu, aku sangat bodoh dalam menulisi surat. apalagi surat seperti ini. Lagian aku membenci warna peach." serunya.
Berarti bukan dia?! lalu siapa?
Tiba-tiba seseorang menarik tanganku, lalu mengajakku pergi kesuatu tempat.
"Yoona?" tanyaku tak percaya. Ya, Yoona lah yang menarik tanganku.

***

"Apa... apa kau tahu siapa pengirim surat ini?" tanyaku sesaat kami telah sampai kembali di gudang sekolah.
"Ya," jawabnya dingin.
"Si... siapa?" tanyaku was was.
Yoona menundukkan kepalanya. "A.. aku..."
Aku menutup mulutku yang membuka. Kaget. Yoona... Yoona yang mengirimkanku surat-surat ini? tapi mengapa...
"Im Yoona! kau sedang tidak bercanda kan?" tanyaku sambil menggoyang-goyangkan bahunya yang kucengkram erat.
Yoona menutup matanya. "Kwon Yuri SARANGHAE!" teriaknya.
Tanganku lemas saat mendengar teriakan Yoona.
"A.. apa makudmu... kau.. kau tahu kan..." Aku memotong perkataanku sendiri. aku bingung....
"Kau tak mungkin.... kan mencintaiku?"
"Tentu saja bisa!" seru Yoona. aku menggelengkan kepalaku.
"Yah! KWONYUL BABOO!!!" Teriak Yoona lagi lalu berlari keluar gudang. ia menangis.
Mianhaeyo Yoona... aku memang bodoh... KwonYul babo!

****

KwonYul babo! KwonYul babo! KwonYul babo!
Dia memang benar-benar bodoh!
Mengapa ia tak percaya kalau aku mencintainya? mengapa?
Atau jangan-jangan ia mencintai Sica? atau Choi Minho itu?
aku memegang dadaku. sakit... Ini kesalahanku...
Ya... Itu memang kesalahanku karena terlalu mencintaimu, Yul...
Mianhaeyo Yul, sarangahae...





Gajeeeeeeeeee!!!!
heheee, abis lagi seteres, jadi buat ff tentang YoonYul, wkwkwkwk

0 comments on "Peach letters (FanFiction)"

 

I'm HERE.... Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | Best Kindle Device